WEB CONTENT
Web
content adalah isi website Anda. Tanpa adanya file-file halaman web dan file
pendukung, maka domain dan hosting yang telah Anda miliki tidak akan
menampilkan apa-apa jika diakses. Ini seperti memiliki rumah baru yang sudah
ada alamatnya tapi belum diisi perabot alias kosong.
TEKNIK TEKNIK MEMBUAT
WEBSITE
Pada umumnya, ada dua
jenis pilihan cara pembuatan konten website yang harus dipersiapkan, yaitu
website statis atau website dinamis.
Website statis adalah
website yang hanya berisi file-file HTML dan file pendukung (misalnya gambar).
Pada intinya, yang harus Anda lakukan adalah membuat dan mendesain file
halaman-halaman website serta mengaitkan satu dengan lainnya lewat link agar
bisa diakses dengan baik.
Adapun website dinamis
adalah website yang selain didesain melalui file-file HTML juga disertai dengan
pemrograman web lebih lanjut. Ciri website yang dibuat dengan pemrograman
antara lain ditandai dengan adanya fitur login, pengelolaan member, serta
pengisian data halaman web melalui database.
MEDIA
Media
merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan suatu informasi dari
pengirim kepada penerima. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan atau Association of Education and Communication
Technology (AECT) membatasi media sebagai saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Batasan yang lain juga diberikan oleh
Asosiasi pendidikan Nasional atau Education Association (NEA) yang membatasi
media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun Audio-Visual
serta peralatannya serta media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat didengar,
dilihat dan dibaca.
STANDAR
Standar
adalah ketentuan atau karakteristik teknis tentang suatu kegiatan atau hasil
kegiatan, yang dirumuskan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai acuan baku bagi kegiatan dan transaksi yang mereka
lakukan.
Jenis-jenis standar :
Standar
Produk
Standar
Sistem Manajemen
Standar
Penilaian Kesesuaian
BAHASA INDONESIA DAN
KEBERAGAMAN BUDAYA
PERANAN BAHASA
INDONESIA DALAM KERAGAMAN BUDAYA
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi yang digunakan Republik Indonesia sebuah negara yang
luas dengan hamparan pulau-pulau besar dan kecil dalam tatanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia itu
sendiri dalam perjalanannya mengalami beberapa penyempurnaan pada ejaannya
diantaranya :
Ejaan van Ophuijsen
Merupakan ejaan yang
didasarkan pada ejaan Bahasa Melayu dengan huruf latin. Ejaan ini disusun pada
tahun 1896 oleh Charles Van Ophuijsen dengan bantuan Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim, yang resmi diakui pada tahun 1901 oleh
pemerintah kolonial.
Ejaan Republik
Ejaan yang juga dikenal
dengan nama ejaan Soewandi diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 yang berfungsi
untuk menggantikan ejaan terdahulu.
Ejaan Melindo (Melayu
Indonesia)
Ejaan yang mulai
dikenal pada akhir tahun 1959, namun dikarenakan kondisi politik pada dekade
itu maka ejaan ini urung diresmikan.
Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD)
Merupakan ejaan dua
bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia. Mulai diresmikan
pada tanggal 16 Agustus 1972 berdasarkan Kepres No. 57, Tahun 1972.
Keragaman Budaya
Keragaman Budaya adalah
macam-macam tingkah laku, ciri, atau kebiasaan yang ada pada masyarakat atau
budaya di wilayah tertentu atau dunia dalam arti yang lebih luas.
Wilayah Indonesia yang
sangat luas terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki keragaman budaya
yang sangat luar biasa. Setidak nya terdapat 489 suku bangsa yang terdapat di
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:
1. Aceh (11)
2. Sumatera utara (15)
3. Riau dan Sumatera
Barat (11)
4. Sumatera Selatan
(29)
5. Bengkulu, Jambi, dan
Lampung (16)
6. Jawa (12)
7. Kalimantan Barat
(74)
8. Kalimantan Tengah
dan Selatan (20)
9. Kalimantan Timur
(29)
10. Bali dan Nusa
Tenggara Barat (13)
11. Nusa Tenggara Timur
(46)
12. Sulawesi Utara (20)
13. Sulawesi Tengah
(16)
14. Sulawesi Selatan
dan Tenggara (19)
15. Kepulauan Maluku
(43)
16. Irian Jaya dan
Papua (115)
Dan menurut catatan The
Linguist terdapat 746 bahasa yang tersebar di wilayah nusantara. Maka sudah
sepatutnya kita berbangga dengan kekayaan dan keragaman budaya bangsa ini serta
turut menjaga untuk melestarikannya.
Peranan Bahasa
Indonesia dalam Keragaman Budaya
Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan
kepadatan populasi penduduk yang mencapai 222 juta jiwa pada kurun waktu 2006
serta kekayaan suku bangsa dan bahasanya yang beragam.
Bahasa Indonesia mempunyai
peran yang sangat penting sebagai alat pemersatu bangsa, untuk menghindarkan
diri dari rasa saling curiga dan perselisihan antar anak bangsa. Sesuai dengan
mottonya yang dikutip dari penggalan Bahasa Jawa Kuno Bhineka Tunggal Ika yang
berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” dan seperti yang sudah di ikrarkan
dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dalam konteks pergaulan
Internasional yang menuntut kita untuk mampu menguasai Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing lainnya ada baiknya kita tidak mengesampingkan Bahasa Indonesia
yang merupakan jati diri bangsa kita. Alangkah baik nya jika kita dapat
mempromosikan Bahasa Indonesia kepada Dunia, daripada hanya diam dan
menyaksikan perkembangan Bahasa Asing lain yang semakin pesat.
Karena itu kita sebagai
generasi penurus dan warga negara Indonesia yang baik, dianjurkan untuk lebih
mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia khususnya didalam negeri kita tercinta
ini. Semoga Bahasa Indonesia akan selalu berjaya dan menjadi tuan rumah di
negeri sendiri.
Model Generatif
Pembelajaran Generatif (PG)
Merupakan terjemahan
dari Generative Learning (GL). Menurut Osborno dan Wittrock dalam Katu
(1995.b:1), pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa sebelumnya. Pengetahuan
baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau
gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan
yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka
panjang.
Model Retrorika
Retorika
Berarti kesenian untuk
berbicara baik (Kunst, gut zu reden atau Ars bene dicendi), yang dicapai
berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars, techne), Dewasa
ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan
dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya
berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan
suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan
mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan
fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta
penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara
pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa
percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapka kata-kata yang
tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti orang harus dapat berbicara jelas,
singkat dan efektif. Jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk menghemat
waktu.
WEB ANNOTATION
WEB ANNOTATION adalah
penjelasan terkait dengan sumber daya web, biasanya halaman web. Dengan sistem
WEB ANNOTATION, pengguna dapat menambah, mengubah atau menghapus informasi dari
isi Web tanpa memodifikasi sumber daya itu sendiri. Penjelasan dapat dianggap
sebagai lapisan di atas sumber daya yang ada, dan lapisan penjelasan ini
biasanya terlihat oleh pengguna lain yang berbagi sistem penjelasan yang sama.
WEB
ANNOTATION dapat digunakan untuk tujuan berikut:
- untuk menilai sumber daya Web, misalnya dengan kegunaannya, keramahan penggunanya, kesesuaian untuk dilihat oleh anak di bawah umur.
- untuk meningkatkan atau menyesuaikan isinya dengan menambahkan / menghapus materi, sesuatu seperti wiki.
- sebagai kolaborasi alat, misalnya untuk membahas isi dari suatu sumber daya tertentu.sebagai media kritik seni atau sosial, dengan memungkinkan pengguna Web untuk menafsirkan, memperkaya atau protes terhadap institusi atau ide-ide yang muncul di Web.
- untuk mengukur hubungan antara fragmen sementara informasi.
f
http://dikinurdiansyah.blogspot.com/2014/06/web-content.html